Dongeng Senin
**Gembel Menjadi Raja**
Di sebuah kerajaan yang jauh, hiduplah seorang pemuda miskin bernama Bima. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggiran hutan. Setiap hari, Bima mencari nafkah dengan mengumpulkan kayu bakar dan menjualnya di pasar desa. Meski hidup dalam kemiskinan, Bima memiliki hati yang baik dan selalu membantu orang lain dengan tulus.
Suatu hari, ketika sedang mencari kayu bakar di hutan, Bima menemukan seorang lelaki tua yang terluka di bawah pohon besar. Tanpa ragu, Bima segera menolongnya. Ia merawat luka lelaki tua itu dengan dedaunan obat yang ia tahu dan memberinya makan dari bekal yang dibawanya.
"Terima kasih, Nak. Kamu telah menyelamatkan nyawaku," kata lelaki tua itu dengan suara lemah. "Aku sebenarnya adalah seorang penyihir yang sedang dalam perjalanan. Karena kebaikan hatimu, aku ingin memberimu hadiah."
Bima menggeleng, "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Aku tidak butuh hadiah."
Namun, penyihir itu tetap bersikeras. "Ambillah ini," katanya sambil menyerahkan sebuah cincin emas yang tampak biasa. "Cincin ini memiliki kekuatan ajaib. Jika kamu menginginkan sesuatu dengan tulus dan mengucapkan keinginanmu, cincin ini akan mewujudkannya."
Bima menerimanya dengan enggan dan mengucapkan terima kasih. Ia tidak terlalu memikirkan cincin itu dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Namun, suatu malam, saat Bima sedang beristirahat di gubuknya yang reyot, ia merenungkan kehidupan berat yang dijalaninya. Dengan setengah hati, ia memandang cincin di jarinya dan berbisik, "Andai saja aku bisa hidup lebih baik, seperti seorang raja."
Tiba-tiba, cincin itu bersinar terang dan dalam sekejap, Bima menemukan dirinya di dalam istana megah. Ia mengenakan pakaian mewah dan dihadapannya berdiri para pelayan yang siap melayani. Bima terkejut, tapi kemudian menyadari bahwa cincin itu benar-benar memiliki kekuatan ajaib.
Berita tentang raja baru yang bijaksana dan baik hati segera menyebar ke seluruh kerajaan. Bima, yang kini menjadi Raja Bima, memerintah dengan adil dan penuh kasih sayang. Ia membangun sekolah dan rumah sakit, memastikan bahwa setiap orang di kerajaannya hidup sejahtera. Semua orang di kerajaan mencintai Raja Bima karena hatinya yang tulus dan kebaikannya yang tak tertandingi.
Namun, tidak semua orang senang dengan perubahan ini. Penasihat kerajaan yang licik merasa iri dan berusaha mencari cara untuk menjatuhkan Raja Bima. Suatu malam, penasihat itu mencuri cincin ajaib dari Raja Bima dan berharap bisa mengambil alih tahta dengan kekuatan cincin itu.
Saat cincin itu diambil, Bima kembali menjadi seorang pemuda miskin dan istana megahnya lenyap. Penasihat licik itu berusaha mengucapkan keinginan untuk menjadi raja, namun cincin itu tidak memberikan reaksi apa pun. Ternyata, kekuatan cincin hanya bekerja untuk hati yang tulus dan baik.
Ketika rakyat mengetahui pengkhianatan tersebut, mereka bersatu untuk mencari Bima dan mengembalikan tahta kepadanya. Mereka menemukan Bima di gubuknya yang reyot dan memohon agar ia kembali menjadi raja mereka.
Dengan penuh keharuan, Bima menerima permintaan rakyatnya. Penyihir tua yang pernah ditolongnya muncul kembali dan mengembalikan kekuatan cincin tersebut kepada Bima, memastikan bahwa kali ini tidak ada yang bisa mencurinya lagi.
Raja Bima kembali memerintah dengan bijaksana dan membawa kerajaannya ke masa kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Cincin ajaib tetap dikenakannya, bukan sebagai lambang kekuatan, tetapi sebagai pengingat bahwa hati yang tulus dan kebaikan adalah kekuatan terbesar yang dimiliki seorang pemimpin.
Dan begitu, hidup Bima berubah selamanya, dari seorang gembel menjadi raja, bukan hanya karena cincin ajaib, tetapi karena hati yang penuh kasih sayang dan ketulusan yang tak tergoyahkan.
Komentar