Cerpen ";Tamu Tak Diundang"

 **Tamu Tak Diundang**


Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pepohonan rindang, hiduplah seorang pria tua bernama Pak Ali. Ia adalah sosok yang pendiam, jarang berinteraksi dengan tetangga, dan lebih senang menghabiskan waktu di kebunnya. Namun, semua orang tahu bahwa Pak Ali adalah orang yang baik hati dan selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan.


Suatu hari, saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Pak Ali sedang duduk di beranda rumahnya, menikmati secangkir teh hangat. Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu. Pak Ali merasa heran, karena jarang sekali ada tamu yang berkunjung ke rumahnya tanpa pemberitahuan.


Ketika ia membuka pintu, berdirilah seorang pria muda dengan wajah kelelahan. "Selamat sore, Pak. Saya Rian. Maaf mengganggu, tapi bisakah saya menumpang istirahat sebentar? Saya tersesat dan kehabisan tenaga," kata pria itu dengan nada sopan.


Pak Ali yang awalnya ragu, segera teringat akan ajaran orang tuanya untuk selalu menjalin silaturahmi dan membantu sesama. Ia mengangguk dan mempersilakan Rian masuk. "Silakan masuk, Nak. Duduklah dulu, saya akan mengambilkan air minum."


Malam itu, sambil menikmati makan malam sederhana, Rian bercerita tentang perjalanannya yang panjang untuk mencari pekerjaan di kota, tetapi terjebak di tengah jalan karena tidak tahu arah. Pak Ali mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali memberikan nasihat bijak yang menenangkan hati Rian.


Waktu berlalu dengan cepat, dan malam semakin larut. Pak Ali menawarkan Rian untuk menginap di rumahnya. "Tidurlah di sini malam ini, besok pagi saya akan bantu mengarahkan jalanmu," kata Pak Ali dengan lembut. Rian yang merasa terharu hanya bisa mengangguk sambil mengucapkan terima kasih.


Keesokan paginya, Pak Ali memberikan sarapan dan peta jalan kepada Rian. Sebelum berpisah, Rian berkata, "Terima kasih banyak, Pak Ali. Kebaikan Bapak tidak akan saya lupakan. Saya berjanji akan kembali ke desa ini suatu hari nanti untuk membalas budi baik Bapak."


Pak Ali hanya tersenyum dan berkata, "Yang terpenting adalah selalu menjalin silaturahmi, Nak. Dunia ini terasa lebih indah ketika kita saling membantu."


Bulan demi bulan berlalu, dan kehidupan Pak Ali kembali seperti biasa. Hingga suatu hari, datanglah seorang pria muda yang berpakaian rapi ke rumahnya. Ternyata, itu adalah Rian yang kini sudah mendapatkan pekerjaan yang layak di kota. Ia membawa oleh-oleh dan hadiah sebagai tanda terima kasih.


"Pak Ali, saya kembali seperti janji saya. Kebaikan Bapak telah mengubah hidup saya," kata Rian dengan mata berkaca-kaca.


Pak Ali merasa bahagia dan terharu. Mereka duduk bersama di beranda, bercerita dan tertawa. Hari itu, Pak Ali menyadari betapa indahnya silaturahmi. Menerima tamu tak diundang telah membawanya kepada pertemanan yang berharga dan pelajaran hidup yang mendalam.


Di akhir hari, Pak Ali merenung. Tamu tak diundang itu telah mengajarkan bahwa kebaikan yang tulus selalu akan kembali, dan menjalin silaturahmi adalah salah satu kunci untuk hidup yang damai dan bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Djie Sam Soe Superhero

Cerpen Minggu Pagi